Ada banyak orang yang bisa melakukan perjalanan dan bepergian, namun tidak banyak yang mau melakukannya sendirian atau melakukan solo travel. Ada banyak alasan yang diungkapkan, mulai dari enggan bosan, takut, khawatir tersasar, sampai ragu-ragu jangan-jangan justru mati gaya saat di tempat liburan.
Namun ternyata, aktivitas solo travel memberikan beberapa keuntungan untuk kita.
Seorang profesor Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UOC atau Universitas Internasional Catalonia, Pablo Díaz mempercayai, bepergian sendirian di masa sekarang bukan hanya sekadar jalan-jalan. Melainkan ada nilai-nilai yang diasosiasikan dengan tantangan, kebebasan bergerak, fleksibilitas, melatih kemandirian dan kemungkinan bertemu orang baru.
Bonus lainnya di era kekinian, penyedia jasa terkait, baik itu akomodasi, opsi mobilitas atau transportasi, memberikan harga rendah dan mengadaptasi perusahaan mereka dengan pasar pelaku 'solo travel'.
Lalu keuntungan lain apa yang bisa kita peroleh dengan solo travel ini?
Bebas menentukan keputusan
Bepergian bersama teman, kerabat membuat kita harus berpikir lebih keras untuk mengambil keputusan. Hal itu dikarenakan, keputusan yang harus kita ambil, perlu menyesuaikan dengan pandangan dan minat orang lain. Mulai dari tempat menginap, makanan, destinasi tujuan. Ketika kita bepergian sendiri, semua keputusan ada di tangan kita. Tak terkecuali bila kita tipe orang yang memilih rebahan saja di penginapan ketimbang jalan-jalan, ke manapun kamu memilih lokasi liburan, tidak ada orang lain merasa dirugikan.
Mencoba Banyak Hal Baru
Seorang solo traveler bisa ikut dalam berbagai kegiatan di destinasi yang telah dipilih. Mulai dari ikut memasak makanan khas, belajar menari tarian setempat, dan lainnya. Ketika bepergian bersama orang lain, kita belum tentu bisa leluasa mengambil agenda atau kegiatan-kegiatan itu, karena bisa jadi mereka tak memiliki minat sama seperti kita. Atau bahkan, mereka buru-buru mengajak berpindah dari destinasi satu ke desinasi lainnya.
Bebas Atur budget
Mengatur budget erat kaitannya dengan berbagai pilihan yang kita ambil saat berwisata. Entah itu makanan, penginapan, hingga sarana transportasi yang digunakan. Dengan demikian, kita bisa mengatur budget sendiri, tanpa harus merasa tidak enak, apakah budget rekan perjalanan kita juga sama seperti kita atau justru lebih rendah. Hanya satu yang perlu kita pahami, semua keputusan kita akan berdampak langsung pada perjalanan yang kita lakukan.
Berpengaruh pada otak
Solo travel, bepergian sendirian memiliki pengaruh pada otak, secara ilmiah. Sebuah artikel dalam laman Universitas Internasional Catalonia mengungkap, saat bepergian sendiri, ada koneksi saraf baru tercipta pada otak. Seperti kita ketahui, solo travel memberi kita pengalaman berhubungan dengan orang baru, tenggelam dalam bahasa atau lanskap yang berbeda, atau menggunakan peta. Saat kita memaparkan hal-hal dan situasi baru pada otak inilah, koneksi baru dalam otak itu tumbuh.
Lebih Mengenal Diri Sendiri
Tak hanya mengambil keputusan sendiri dan memilih berbagai hal atas pertimbangan pribadi. Bepergian seorang diri membuat kita mengenal diri sendiri, mengetahui sitauasi apa yang membuat kita sedih, senang, lelah.
Harus kita akui, mobilitas tinggi, banyaknya orang yang berinteraksi dengan kita pada keseharian sebelumnya, membuat kita sulit memahami diri sendiri. Kita lebih mudah mengenal dan beradaptasi dengan orang lain, ketimbang mengetahui pasti siapa diri kita dan apa yang sebenarnya kita ingin jalani dalam hidup.
Solo travel bisa menjadi jembatan menyenangkan, untuk kita yang ingin mengenal diri sendiri dengan mendalam. Bahkan, kamu bisa menemukan bakat atau keterampilan lain dari dalam dirimu, yang sebelumnya tak kamu sadari.
Belajar untuk menjadi diri kita sendiri
Bukan hanya mengenali dan memahami diri sendiri, solo travel mengajari kita untuk menjadi diri sendiri. Kita bisa tahu sejauh mana batasan diri kita sesungguhnya dan apa saja yang bisa menghambat. Apa saja yang menantang bagi kita dan sensasi lain, saat kita harus berkonflik dengan diri sendiri, tanpa bantuan arahan orang lain untuk menemukan solusinya.
Mengenal tempat baru, orang baru yang tak pernah mengenal kita, serta tidak kita kenal, mengajari kita pula tentang apa itu karakter. Berinteraksi dengan sesiapa yang kita temui kala bepergian sendiri, mendorong untuk perlahan mematahkan banyak insekuritas yang sebelumnya kita miliki.
Lebih Percaya Diri
Traveling sendirian menumbuhkan rasa percaya diri, terutama untuk kamu yang sebelumnya kurang percaya diri. Terpaksa melakukan banyak hal sendiri, mengambil keputusan sendiri, menentukan pilihan arah perjalanan, membuat kita hanya bergantung pada seluruh kemampuan dan kompetensi diri. Walau sendirian, tiap masalah bisa terpecahkan solusinya, kala perjalanan. Kalau sudah begitu, rasa takut menyingkir dan berganti dengan percaya diri. Saat solo traveling, berarti kitalah pemimpinnya.
Ada pengalaman tak terlupakan
Pengalaman melakukan semua hal serba sendirian saat solo traveling, memberi wawasan, kenangan baru dan mengajak kita mengambil pelajaran.
Pada dasarnya, pelajaran yang bisa kita dapatkan itu adalah pengalaan baik maupun pengalaman buruk. Selain bahan cerita kepada generasi selanjutnya, kita sudah pernah merasakan bahwa ternyata kita bisa tetap bertahan dalam situasi tak memiliki rekan diskusi. Kita manusia yang tidak ragu untuk melakukan hal berbeda dari biasanya.