Mulai Juni 2023, para travelers yang akan berkunjung ke Thailand harus bersiap dana lebih sebelum ke sana. Karena mulai pada bulan itu, Negeri Gajah Putih ini akan mengenakan biaya masuk untuk wisatawan asing.
Hal ini terjadi karena setelah pandemi melanda, Thailand masih mengharapkan pemasukan index perkapitanya dari segi pariwisata.
Menurut Bloomberg yang kami kutip pada Jumat (17/2/2023), para pelancong akan dikenakan biaya sebesar 300 baht atau sekitar Rp131.800 untuk setiap perjalanan melewati jalur udara. Kemudian, sebesar 150 baht atau Rp65.900 bagi mereka yang datang dari setiap negara di Asia Tenggara, dengan melewati jalur darat dan laut.
Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Pariwisata Thailand yaitu Phiphat Ratchakitprakarn pada hari Selasa lalu.
Pada tahun lalu, Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOA) dengan Krungthai Bank, untuk mengembangkan sistem pengumpulan biaya partisipatif.
Krungthai Bank mengintegrasikan platform pembayaran yang ada, dengan sistem manajemen pengeluaran Kementerian Pariwisata. Pembayaran biaya masuk untuk perusahaan asing dan turis cepat dan aman.
Menteri Pariwisata dan Olahraga Phiphat Ratchakitprakarn menyatakan, pendapatan dari retribusi akan digunakan untuk mengembangkan pariwisata. Retribusi itu juga akan digunakan untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata Thailand, dan juga untuk membayar layanan medis bagi wisatawan.
Untuk tahun ini, pemerintah Thailand sedang berusaha untuk mengumpulkan setidak-tidaknya 3,9 miliar baht.
"Sebagian dari keuntungan tersebut akan dialokasikan untuk memberikan asuransi keselamatan, kesehatan, dan kecelakaan bagi setiap wisatawan selama mereka tinggal di negara tersebut," kata Phiphat.
Pada saat yang sama, jika terjadi kematian bagi para wisatawan, keluarga dari wisatawan tersebut juga berhak menerima santunan hingga satu juta baht.
Sistem dari pemrosesan pembayaran kemungkinan akan diintegrasikan ke dalam sistem reservasi maskapai penerbangan, dengan memberikan tagihan kepada pelancong saat mereka membayar penerbangan mereka.
Sementara itu, negara Thailand akan dibebaskan dari biaya tersebut. Namun, untuk semua orang asing, termasuk orang asing yang tinggal sementara di Thailand, akan membayar biaya untuk setiap penerbangan ke Thailand.
Seperti dijelaskan di dalam laman Huahin Today, hal itu dikarenakan pihak maskapai hanya bisa mengidentifikasi informasi penumpang seperti kewarganegaraan dan bukan status keimigrasian orang asing di Thailand.
Jadwal biaya masuk ini datang, karena negara itu menyambut kedatangan turis setelah beberapa negara memutuskan untuk mencabut pembatasan Covid-19; termasuk China, yang menarik kembali kebijakan nol-Covid. Turis asing diperkirakan melakukan 30 juta perjalanan ke negara itu tahun ini, hampir tiga kali lipat dari angka 11,2 juta pada 2022.
Direktur pengelola Siam Park City Co., operator dari taman hiburan di Bangkok, Thailand menyambut baik adanya penambahan biaya pada sektor pariwisata Thailand.
Namun, ia menambahkan jika harus ada kontrol yang cukup ketat mengenai datangnya wisatawan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.
Bukan hanya soal kebijakan biaya tambahan, terkait liburan di Thailand, orang asing yang datang ke sana tidak lagi harus membuktikan asuransi untuk Covid-19. Semua karantina wajib telah dihapus, paspor Thailand tidak lagi diperlukan untuk orang asing.
Pelancong yang telah divaksinasi tidak perlu menunjukkan bukti vaksinasi, demikian dilaporkan oleh sebuah media Thailand, Pacific Prime.
Pelancong yang tidak divaksinasi (termasuk anak-anak yang bepergian dengan orang tua yang tidak divaksinasi) harus memberikan hasil tes RT-PCR, yang diambil 72 jam sebelum keberangkatan ke Thailand.
Sertifikat sebelum bepergian juga tak perlu lagi diunduh. Thai Airlines dan imigrasi setempat akan melakukan pemeriksaan acak, untuk memastikan bahwa penumpang memenuhi persyaratan pencegahan Covid-19 (vaksinasi atau tes Covid-19).