Minum kopi sudah menjadi bagian dari tren dan gaya hidup masa kini. Minum kopipun bukan lagi monopoli coffeeholic dan pelaku industrinya, melainkan juga setiap orang yang meminatinya. Bahkan, kopi sudah bermetamorfosis sebagai media pergaulan di tengah kita.
Bersamaan dengan itu, jamak orang mulai mempelajari seluk-beluk kopi. Mulai dari varietasnya, jenis-jenis olahan dan teknis pengolahan kopi. Baik itu tahapan ketika kopi masih berupa biji merah sampai menjadi bubuk, ataupun proses seduh bubuk kopi menjadi minuman yang bisa dinikmati oleh lidah.
Dan dalam keseharian penikmat kopi, selalu ada alasan untuk menikmati kopi di tengah kesibukan mereka. Bisa sebagai awal memulai aktivitas di pagi hari, teman kala mengerjakan tugas, minuman booster mencari ide hingga sekadar penghilang dahaga.
Yang bertambah pada kenyataannya bukan hanya penikmat kopi, tetapi juga kedai kopi atau kafe.
Dari waktu ke waktu, kafe tumbuh menjamur di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta. Bukan mustahil kalau tak lama lagi predikat Yogyakarta bertambah satu, yaitu Kota Seribu Kedai Kopi.
Komunitas Kopi Nusantara mencatat, sebelum pandemi Covid-19 jumlah kedai dan warung kopi di Yogyakarta mencapai lebih dari 1.700 kedai kopi. Selama pandemi, jumlahnya justru meningkat hingga 3.000 lebih kedai dan warung kopi. Jumlah ini belum termasuk sekitar 3.000 warung angkringan yang juga menjual kopi.
Sam Yancik dari Komunitas Kopi Nusantara mengungkap, tingginya minat masyarakat terhadap kopi, mendorong sejumlah komunitas menyelenggarakan Jogja Coffee Week #2, pada 2-6 September 2022.
"Kegiatan ini tentu menjadi wadah promosi dari pemula di hulu, UMKM, hingga perusahaan besar pemilik merk-merk terkenal dengan segala turunannya baik dari sisi hulu, tengah dan puncaknya di sisi hilir," kata dia.
Sebetulnya, rangkaian agenda dalam Jogja Coffee Week sudah dimulai sejak 15 Agustus 2022 dalam bentuk kontes kopi nusantara.
Kontes tersebut diselenggarakan di Kabupaten Klaten. Kompetisi itu melibatkan juri-juri bersertifikat Q Grader, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (ICCRI) yang sudah sangat berpengalaman untuk memberikan penilaian terhadap kopi yang diusung masing-masing kontestan.
Kontes Kopi Nusantara tersebut diikuti oleh perorangan maupun kelompok. Mulai dari individu petani, prosesor, kelompok tani, koperasi tani dan perusahaan. Mereka berasal dari Aceh sampai Papua dengan jumlah peserta mencapai 239.
Namun jangan lantas kemudian berkecil hati, karena keriuhan Jogja Coffee Week masih berlangsung dua hari lagi. Tambahkan Jogja Coffee Week dalam daftar tempat yang ingin didatangi dalam sepekan ini.
Selama dua hari ke depan, setiap pengunjung yang datang ke JEC masih bisa mencecap dan menikmati beragam kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Tentunya dengan bermacam-macam jenis olahan.
Ketika datang ke JEC, para pengunjung bahkan bisa mengikuti workshop pembuatan kopi yang diampu para ahli.
Sebagai informasi saja, ada 166 brand yang bergerak di industri kopi mulai hulu hingga hilir, hadir di JEC.
Mereka yang siap menyambut kedatangan kita itu, mulai dari petani, prosesor, roastery, coffee shop, peralatan dan perkakas pendukung hotel, restoran, dan kafe (horeka). Penyedia bahan baku dan aneka produk turunan kopi turut serta dari seluruh Indonesia.
Ketika mengunjungi Jogja Coffee Week di JEC, maka kita bisa bertemu dengan banyak barista experience & beverage experience.
Diharapkan bisa menjadi ruang saling sharing dengan pecinta kopi, Jogja Coffee Week bisa kita kunjungi hingga hari terakhir.
Informasi lebih jauh dan sederet jadwal kegiatan yang ada dalam kegiatan tahunan ini, bisa diburu dalam akun Twitter @jogjacofeeweek.
Baca Juga: Hari Pelanggan Nasional, Ribuan Dealer Honda Gelar Ragam Agenda