Techverse.asia - PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah meresmikan penggunaan Underpass Stasiun Yogyakarta pada Senin (31/7/2023). Underpass tersebut diaktifkan kembali untuk memberikan pelayanan lebih kepada para pelanggan serta juga meningkatkan keselamatan dan membantu mengurai kepadatan di stasiun.
Seremonial peresmian dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo beserta jajaran Direksi KAI lainnya, EVP Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo, serta perwakilan Keraton Yogyakarta, Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, dan tamu undangan lainnya.
"Seperti diketahui, Stasiun Yogyakarta ini memang istimewa karena di sini melayani berbagai macam penumpang diantaranya KA Jarak Jauh dengan jumlah penumpang sekitar enam ribuan, KRL dengan jumlah penumpang sekitar lima ribuan, KA Bandara dengan jumlah penumpang sekitar tiga ribuan, dan Prameks dengan jumlah penumpang sekitar tiga ribuan," ujar Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo.
Baca Juga: Cari Sarapan Enak di Kota Jogja? Coba Saja ke Soto Lamongan Cak Ngun
Stasiun Yogyakarta sendiri melayani 60 perjalanan KA Jarak Jauh, 42 perjalanan KA Bandara, 24 perjalanan Commuterline, dan 8 perjalanan Commuterline Prameks. Dengan kondisi kepadatan Stasiun Yogyakarta tersebut, underpass ini juga dapat membantu untuk menguraikan kepadatan penumpang.
Untuk menambah kenyamanan, KAI telah mempercantik interior underpass yang dilengkapi dengan pencahayaan, ornamen estetik pada dinding-dindingnya, pendingin ruangan, serta papan informasi yang jelas sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengaksesnya. Tak luput dihiasi juga dengan instalasi sejarah perkeretaapian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Underpas merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dimana kalau tanpa underpass akan melewati jalur KA yang mengandung risiko. Reaktivasi ini merupakan upaya untuk menuju pengembangan Stasiun Yogyakarta yang lebih bagus.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung selesainya reaktivasi underpas ini. Semoga memberikan manfaat yang sebesarnya bagi masyarakat dan Insya Allah dalam pengoperasian sudah disertai SOP (standar operasional prosedur) termasuk simulasi didalam menghadapi berbagai skenario sehingga aspek keselamatan jadi hal utama dalam pengoperasian segala fasilitas untuk penumpang yang kita layani," kata Didiek.
Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo menyampaikan bahwa terowongan bawah tanah tersebut sekarang bisa dimanfaatkan penumpang KA Jarak Jauh yang masuk lewat pintu selatan Stasiun Tugu. Utamanya untuk penumpang yang naik KA di jalur 3, 4, 5 dan 6.
"Penumpang yang turun dari kereta api di jalur 4,5,6 juga bisa keluar ke pintu selatan melalui terowongan underpass sehingga tidak perlu lagi melewati jalur KA 1,2, dan 3," terangnya.
Baca Juga: Inspire Digital dan Angkasa Pura II Group Meluncurkan Smart Ads di Bandara Soekarno Hatta
Informasi, underpass di Stasiun Yogyakarta telah ada sejak tahun 1959 dan memiliki panjang 65,8 meter. Mulanya, terowongan bawah tanah Stasiun Yogyakarta ini menggunakan tangga manual dengan dinding dilapisi keramik bernuansa putih. Terowongan ini pernah beberapa kali dibuka dan tutup sejak 2007 lantaran tengah direnovasi, tapi sekarang sudah dibuka kembali dengan penambahan fasilitas seperti eskalator.
Kali ini KAI merenovasinya dan menambahkan ekskalator untuk selanjutnya mengoperasikan kembali underpass tersebut agar para pelanggan dapat berpindah peron dengan lebih nyaman dan tentunya yang paling penting meningkatkan keselamatan.
Desain interiornya pun dipercantik dengan penambahan ornamen berunsur Jawa dan pencahayaan yang cukup dari sisi penerangan. Terdapat dua peron di sebelah selatan dan utara stasiun yang bisa dijumpai di Jalan Pasar Kembang.
Untuk jalur selatannya, sebelumnya dimiliki oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lebar 1.435 milimeter (mm), sedangkan di sisi utaranya dioperasikan oleh Staatsspoorwegen atau Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch-Indië (SS atau SS en T) dengan lebar 1.067mm.
Baca Juga: Cara Menggunakan Mode Siaga di iOS 17 untuk iPhone
Selain itu, Stasiun Tugu Yogyakarta memiliki gaya Art Deco sehingga sempat mendapat julukan stasiun terbaik se-Hindia Belanda. Stasiun Tugu Yogyakarta juga merupakan salah satu stasiun kereta tertua di Indonesia. Itu ditetapkan sebagai warisan budaya dalam Surat Keputusan Menteri No. PM.25/PW.007/MKP/2007, SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) No. PM.57/PW.007/MKP/2010, Peraturan Daerah (Perda) DIY No. 188 Tahun 2014, serta SK Menteri No. 210/M/2015.