Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau DJPU Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, baru-baru ini mengganti kategori Bandara Radin Inten II Lampung; dari yang sebelumnya bandara internasional menjadi bandara domestik.
Melalui laman resmi mereka, direktorat menyebutkan kategori Bandara Radin Inten yang terbaru.
"Bandara Radin Inten II Lampung, dengan kode IATA TKG berkategori domestik," tulis keterangan dalam bentuk tabel dalam laman Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut, pada 5 Agustus 2023.
Diketahui, di Indonesia, dari 340 bandara, hanya ada 32 bandara internasional. Lainnya, 308 merupakan bandara domestik.
Lapangan penerbangan Radin Inten II, sebenarnya telah masuk menjadi satu di antara daftar delapan bandara turun kelas, melalui surat usulan DJPU kepada Menteri Perhubungan, Juli 2020. Surat bernomor Au.003/1/8/ORJU.DBU-2020 itu, memuat rincin bandara yang diusulkan untuk diubah statusnya dari bandara internasional menjadi domestik.
Selain Bandara Radin Inten II di Lampung, tujuh bandara lain yang dimaksud dalam surat usulan tadi meliputi Bandara Maimun Saleh, Sabang; Bandara RHF Tanjungpinang; Bnadara Pattimura, Ambon; Frans Kaisiepo, Biak; Bandara Banyuwangi; Husein Sastranegara, Bandung; Bandara Mopah, Merauke.
Wacana ini kembali ditegaskan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Selasa 31 Januari 2023. Ia mengatakan, akan memangkas Bandara Internasional menjadi 15 saja. Penegasan ini, disampaikan Presiden Jokowi saat rapat bersama Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan, pelaku industri pariwisata saat itu.
Baca Juga: Peneliti Berhasil Melatih AI Mencuri Data, Hanya dengan Mendengar Suara Keyboard Ditekan
Baca Juga: Apple Music Rilis Fitur Discovery Station untuk Membantu Pengguna Menemukan Lagu Baru
Kebijakan ini berpotensi membuat Bandara RHF Tanjungpinang ikut turun kelas. Karena sampai saat ini, status sebagai Bandara Internasional belum digunakan, tulis laman SWA, dikutip pada Rabu (9/8/2023).
Kenapa Sejumlah Bandara Internasional Dinilai Perlu Turun Kelas?
Melansir laman Tempo, pada 2020 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia terlalu banyak memiliki bandara internasional. Saat ini, bandara berstatus internasional berjumlah 30.
"Kita lihat lagi saat ini terdapat 30 bandara internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira enggak melakukan ini," ujar Jokowi saat itu.
Menurut dia, data menunjukkan 90% lalu lintas udara hanya terpusat di empat bandara yakni Soekarno-Hatta di Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur dan Kualanamu di Sumatera Utara.
"Artinya, kuncinya hanya ada di empat bandara ini," ucapnya.
Padahal, sebelumnya, Jokowi sendiri yang meminta bandara seperti Radin Inten II ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional. Peningkatan status ini untuk membuka akses penerbangan internasional, seperti dari Singapura dan Malaysia, menuju Lampung.
Profil 8 Bandara yang Akan Turun Kelas
1. Bandara Radin Inten II Lampung
Bandara Radin Inten II Lampung melayani penerbangan di dan Provinsi Lampung. Nama bandara yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan itu, diambil dari nama Sultan Lampung terakhir, Radin Inten II. Letak bandara ini di Jalan Branti Raya di Branti, Natar, Lampung Selatan.
2. Bandara Maimun Saleh
Bandara Maimun Saleh terletak di Gampong Cot Ba’U Kota Sabang, Aceh. Bandara ini dibangun pada masa Hindia Belanda. Era kedudukan Jepang, bandara ini berperan penting bagi tentara jepang.
Nama Maimun Saleh diambil dari nama seorang prajurit penerbang asal Aceh. Maimun gugur dalam kecelakaan saat menerbangkan pesawat intai Auster IV-R-80 di Pangkalan Udara Semplak Bogor, pada 1952.
3. Bandara Raja Haji Fisabilillah
Baca Juga: Lagi-lagi Membandel Terhadap Pemerintah, Telegram Diblokir; Kali Ini Oleh Pemerintah Irak
Baca Juga: Stres, Mood Buruk dan Butuh Tidur yang Cukup? Coba Minum Teh
Bandar Raja Haji Fisabilillah ada di Kota Tanjungpinang, provinsi Kepulauan Riau.
Pada April 2008 bandara ini resmi berganti nama dari Bandar Udara Kijang menjadi Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Namanya diambil dari nama Raja Haji Fisabilillah, pahlawan nasional yang juga memperoleh Bintang Maha Putra Adi Pradana.
4. Bandara Pattimura
Bandara Pattimura terletak di Ambon. Mengutip laman Tempo, bandara ini memperoleh penghargaan bandara terbaik di Kawasan Asia Pasifik dalam kategori bandara berkapasitas kurang dari dua juta penumpang per tahun. Penghargaan tersebut diberikan oleh Airport Council International yang berlokasi di Montreal, Kanada.
5. Bandara Frans Kaisiepo
Bandara Frans Kaisiepo terletak di Pulau Biak, didirikan Jepang pada 1943.
Namanya diambil dari nama salah satu tokoh integrasi Papua ke Indonesia. Pada 1990-an, Bandara Frans Kaisiepo memainkan fungsi penting sebagai bandara internasional. Namun, saat krisis moneter pada 1998, peranan Bandara Frans Kaisiepo sebagai bandara internasional berakhir.
6. Bandara Banyuwangi
Laman Angkasa Pura II menuliskan bahwa Bandara Banyuwangi terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Bandara dengan landas pacu 2.250 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010. Selain berfungsi sebagai bandara komersial, Bandar Udara Banyuwangi juga digunakan untuk keperluan pendidikan penerbangan.
7. Bandara Husein Sastranegara
Bandara Husein Sastranegara adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di Jalan Pajajaran Nomor. 156, Kelurahan Husen Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Pada awalnya bandara ini merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dengan sebutan Lapangan Terbang Andir. Nama Husein Sastranegara diambil dari nama seorang pilot militer AURI, yang gugur pada saat latihan terbang di Yogyakarta 26 September 1946. Pada masa penjajahan Jepang daerah tersebut dijadikan basis Pasukan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.
8. Bandara Mopah
Bandara Mopah terletak di Merauke, dibangun pada 1943, khusus untuk keperluan darurat perang.
Laman Departemen Perhubungan Udara mengatakan, saat ini bandara ini melayani penerbangan ke Jayapura, Timika, Makassar, Surabaya serta Jakarta. Dengan panjang landasan 2.250 meter. Bisa didarati oleh jenis pesawat Boeing 737 series.