Gula menjadi salah satu bahan dasar yang hampir selalu ada di setiap olahan makanan ataupun minuman.
Di tengah tren ngopi seperti saat ini, menu kopi dengan gula aren menjadi idola oleh sejumlah orang. Tetapi pernahkah kamu mengetahui dan melihat pembuatan gula aren?
Jika memiliki waktu untuk berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak ada salahnya mampir ke Kabupaten Bantul. Sebelum menikmati pemandangan pantai Cemara, Samas atau Puncak Mangunan, sempatkan ke perajin gula aren di Kalurahan Triwidadi.
Berbeda dengan gula pasir yang berbahan dasar dari tanaman tebu, gula jawa terbuat dari air kelapa atau yang biasa disebut nira. Memiliki ciri khas warna coklat, gula jawa atau yang juga disebut sebagai gula aren ini bisa dengan mudah dijumpai di warung-warung dan pasar.
Baca Juga: Sepekan Diluncurkan, 840 Unit All New Honda CR-V Telah Dipesan
Kalurahan Triwidadi adalah sentra utama pemasok kebutuhan gula jawa di Kabupaten Bantul, dan bersama dengan Kulon Progo menyuplai kebutuhan warga Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gula jawa dari Kalurahan Triwidadi ini, diproduksi secara tradisional dengan tangan kaum ibu di wilayah setempat, dicetak dengan batok kelapa. Nira yang menjadi bahan baku utama gula aren disadap oleh lelaki kampung tersebut.
Nira atau air manis yang menjadi bahan gula aren berasal dari bunga kelapa yang masih kuncup.
Proses pembuatan gula jawa ini dimulai dengan menyadap nira dari kuncup kelapa.
Selanjutnya, hasil sadapan tersebut dimasak dengan api besar hingga mengental. Agar nira yang dimasak tidak menguap, adonan ditaburi dengan parutan kelapa. Kemudian diaduk kembali beberapa menit. Setelah mengental dan berwarna kecoklatan, selanjutnya dicetak menggunakan batok kelapa.
Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Bantul, proses pembuatan gula jawa ini membutuhkan waktu sekitar dua jam, sejak dimulai hingga proses pencetakannya.
Hasil pengolahan bisa disesuaikan dengan tekstur gula jawa yang akan dihasilkan. Jika ingin mendapat gula jawa yang empuk, maka proses pengolahan dan pengadukan di atas api tidak terlalu lama. Namun jika menginginkan hasil gula jawa yang keras, proses pengadukan dan pengolahannya di atas wajan dilakukan lebih lama.
Ketua kelompok tani Ngudi Mulyo, Rajiman, mengungkap usaha pembuatan gula jawa nira ini sudah dilakukan turun-temurun.
Lelaki berusia 70 tahun itu mengaku, produksi gula jawa saat ini tidak sebanyak pada zaman dahulu. Hal ini dikarenakan langkanya para penyadap nira kelapa.
Baca Juga: Cheating Day Tiba, Boleh Skip Olahraga Loh
Baca Juga: Ketahuan Curang Waktu Main Call of Duty, Bersiap Ditendang dari Permainan dan Diumumkan Realtime
Menyebutkan harga gula jawa atau gula aren jadi, Rajiman mengatakan harga jual dari perajin sebesar Rp15.000 per kilogram untuk gula jawa dengan campuran gula pasir. Sedangkan untuk gula jawa murni sebesar Rp30.000 per kilogram.
"Gula jawa ini dipasarkan ke pasar-pasar tradisional di wilayah Bantul, di antaranya juga mencapai pasar Kabupaten Sleman," tuturnya, dilansir Sabtu (19/8/2023).
Lurah Triwidadi, Slamet Riyanto mengatakan, ada sebanyak 200 orang perajin gula jawa di wilayahnya. Mereka terbagi dalam lima kelompok padukuhan.
"Dalam sehari, produksi gula jawa bisa mencapai dua hingga tiga ton," kata dia.
Menurutnya, permintaan akan kebutuhan gula jawa terus ada dan potensi nira yang disadap dari pohon kelapa di Kalurahan ini cukup besar.
Akan tetapi, senada dengan Rajiman, jumlah perajin gula jawa kian menurun, disebabkan karena langkanya penyadap nira kelapa.
"Para penyadap nira mayoritas adalah orang tua," ucapnya.
Generasi muda saat ini enggan menjadi penyadap nira, karena penghasilannya rendah dan tak menentu. Selain itu, faktor risiko keselamatan yang cukup tinggi juga menjadi pemicu tidak adanya regenerasi.
Slamet menambahkan, dalam meminimalkan risiko kerja dari aktivitas menyadap nira kelapa, sudah pernah ada program penanaman pohon kelapa rendah dan pemberian sabuk pengaman kepada para penyadap nira.
"Namun kendalanya pola kerja, katanya kalau pakai sabuk terlalu lama tidak fleksibel. Ini mungkin perlu diubah pola masyarakat. selain itu diperlukan inovasi teknologi bagi penyadap nira ini," ujar Slamet.
Jadwalkan wisata ke Bantul dan menengok produksi gula aren yuk! Bawa gulanya untuk oleh-oleh kerabat di rumah