Bagaimana kamu melewati akhir pekan kali ini? Apakah kamu belum mendapat kesempatan untuk berkunjung ke destinasi wisata untuk membuang penat? Kalau jawabannya 'Iya', maka kamu bisa membaca artikel ini sampai habis. Siapa tahu kamu tertarik menjadikannya rekomendasi wisata kamu pekan depan.
Kami menyarankan kamu berkunjung ke Desa atau Kalurahan Jatimulyo. Sebuah desa di kawasan Perbukitan Menoreh, di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Memiliki kawasan yang sejuk dan hijau, Jatimulyo berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Cek Spesifikasi Kamera Sony Alpha 7C II dan Alpha 7CR
Lantas, kenapa harus ke Jatimulyo?
Gua Kiskenda
Kamu harus sesekali ke Jatimulyo, Kulon Progo, karena di sana ada Gua Kiskenda. Gua karst yang berada di Padukuhan Sukamaya dan berada di ketinggian sekitar 800 mdpl.
Gua ini memiliki sejarah yang unik, karena berbeda sumber maka berbeda pula kisah yang kamu dapatkan mengenai latar belakang keberadaan gua ini.
Ada yang menyebut sebelumnya gua ini merupakan tempat bertapa. Namun ada juga yang menyangkut-pautkan gua Kiskenda dengan kisah pewayangan, mengenai pertarungan antara Subali dan Sugriwa dengan Mahesasura dan patih Lembusura.
Tetapi yang pasti, sebagai obyek wisata, gua Kiskenda memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti lahan parkir luas, tempat istirahat, toilet umum bahkan amphiteater.
Di gekat gua ini, ada beberapa obyek wisata lain yaitu Gua Sumitro, Gunung Kelir, dan Watu Blencong. Kalau mau berjalan lagi, kamu bisa menemukan wisata air seperti Kedung Pedut, air terjun Kembang Soka.
Baca Juga: Bali Didapuk Jadi Pulau Terbaik di Asia
Gua ini indah dengan stalaktit dan stalakmit seperti umumnya gua di berbagai daerah.
Diketahui pula, gua ini merupakan laboratorium alam gunungapi purba dan batu gamping Formasi Jonggrangan. Karena di situs Gua Kiskenda juga dijumpai adanya kontak formasi batuan yang berbeda umur secara tidak selaras (disconformity); antara satuan batuan Old Andesite Formation (OAF) berupa andesit yang berumur sekitar 23-15 juta tahun yang lalu, dan batu gamping Formasi Jonggrangan, yang berumur sekitar (15-5 juta tahun yang lalu).
Yakin tidak mau mengunjungi Gua Kiskenda?
Dawet Sambal
Setelah mengenal destinasi wisata, tentu kamu juga penasaran dengan kuliner khasnya kan? Maka, cicipi dawet sambal.
Kalau biasanya kamu mengenal dawet yang manis dengan santan dan gula merah, maka di Jatimulyo kamu akan menemukan dawet yang ditemani dengan potongan tahu, tauge rebus, taburan bawang goreng dan sambal.
Punya rasa manis-pedas-gurih yang menggelitik lidah, kamu bisa menemukan dawet sambal dengan mudah di Jatimulyo. Di dekat objek wisata sampai di pinggir jalan, banyak pedagang menjajakan dawet sambal.
Konon, dawet sambal ini diciptakan lewat inovasi warga Padukuhan Sukomoyo bernama Mbah Wagiyem, seorang penjual pecel.
Ia melihat potensi tanaman ganyong yang kemudian dibuat menjadi dawet. Seiring waktu, ia mencampurkan dawet buatannya dengan sambal pecel.
Awalnya, racikan itu ia nikmati sendiri. Namun, mengetahui perpaduan rasanya yang unik, ia memutuskan untuk menjualnya.
Baca Juga: Jumlah Investor Terus Meningkat, Reku Tetap Mendorong Masyarakat Bijak Berinvestasi Kripto
Baca Juga: Samsung Raih Sertifikasi 'Low Vision Care' TÜV Rheinland untuk TV Neo QLED dan QLED
Pada 2019, dawet sambal ditetapkan sebagai Makanan Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB) milik Kulon Progo, oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral kebudayaan Republik Indonesia.
Wedang Sari Salak Sibolong
Haus? Mau minum? Coba minuman sari salak Sibolong. Minuman ini dibuat dari sari buah salak, cocok diminum dalam kondisi dingin maupun sebagai oleh-oleh.
Udara sejuk perbukitan Menoreh membuat tanaman salak tumbuh subur di sana. Namun, harga buah salak cenderung turun terutama di musim panen. Kondisi itu membuat warga Jatimulyo harus berinovasi.
Langkah yang mereka lakukan, salah satunya dengan mengolah salak menjadi produk minuman.