Techverse.asia - Menyambut liburan musim panas (untuk negara Barat) yang semakin dekat, kawasan Asia Tenggara mengantisipasi lonjakan perjalanan domestik dengan Indonesia dan Filipina yang punya minat tertinggi guna melakukan perjalanan wisata di dalam negeri.
Kendati demikian, buat kebanyakan pelancong di wilayah ini, faktor biaya dan keamanan menjadi pertimbangan utama. Milieu Insight, perusahaan perangkat lunak (software) di Asia Tenggara telah menerbitkan laporan terbarunya mengenai rencana liburan musim panas untuk penduduk di Asia Tenggara.
Baca Juga: Indonesia Mulai Gencar Digitalisasi Pariwisata, Biar Apa?
Studi kuantitatif yang dilakukan oleh lembaga survei Milieu Insight memetakan sebanyak 1.996 individu dari Indonesia, Thailand, Malaysia, hingga Filipina. Berdasarkan laporan ini, lebih dari enam dari 10 responden menyatakan bahwa prioritas keamanan dan biaya ketika memilih tujuan perjalanan domestik dan 55 persen bersedia untuk melakukan perjalanan di dalam negeri pada tahun ini.
"Laporan kami menyoroti tentang rencana liburan pertengahan tahun ini dari banyak warga Asia Tenggara. Saat orang-orang berupaya untuk menjelajahi negara mereka sendiri, keterjangkauan dan keamanan merupakan faktor kunci yang mendorong pilihannya," ungkap Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Milieu Insight Gerald Ang pada Selasa (23/4/2024).
Menurut Gerald, pada saat yang sama, banyak pelancong di Asia kian memperhatikan anggaran, dan mereka pun mulai mencoba pengalaman yang berorientasi terhadap keluarga, dengan menemukan nilai tambah dalam transportasi darat dan perjalanan jalan.
Baca Juga: Program Langganan Baterai VinFast Menawarkan Gratis Ganti Baterai
Dengan inflasi yang mendorong harga tinggi dan biaya perjalanan internasional tambah mahal, perjalanan rekreasi domestik diharapkan tetap kuat di kalangan warga Asia Tenggara. Pelancong di seluruh Asia Tenggara semakin menjadi hemat anggaran, mempertimbangkan keuangan dalam merencanakan liburan mereka.
Meskipun biaya tetap jadi faktor pertimbangan utama bagi 62 persen pelancong di Asia Tenggara, keamanan jadi prioritas utama, dengan 63 persen memprioritaskan destinasi yang aman dan tempat-tempat indah. Tren ini menyoroti pentingnya bagi pemasar guna mempromosikan destinasi lokal yang dikenal dengan keamanannya.
Selain itu, transportasi jalur darat muncul sebagai opsi utama untuk liburan domestik, dengan 74 persen pelancong memilih moda transportasi ini. Sebesar 88 persen dari pelancong Thailand dan 76 persen dari Indonesia lebih memilih melakukan perjalanan darat ketika menjelajahi destinasi domestik.
Baca Juga: Jalan-Jalan Keliling 'Kota Bandar' Gresik: Menengok Pertemuan Warisan Kolonial dan Keberagaman
Sekitar 79 persen pelancong dari Asia Tenggara berencana untuk memulai petualangan mereka dengan keluarga mereka. Keluarga memprioritaskan waktu berkualitas bersama, berusaha untuk menciptakan kenangan yang berharga sembari menjelajahi tempat-tempat tersembunyi lokal.
Aspek perjalanan yang menarik lainnya muncul bagi keluarga: pengalaman tur yang mendalam atau eksplorasi kuliner asli suatu daerah.
Lebih dari setengah dari yang disurvei antusias untuk membuat perjalanan domestik mereka tentang makanan dan pengalaman tur yang mendalam di mana mereka memperoleh peluang untuk menjajal cita rasa lokal serta mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah.
Airbnb dan villa
Hotel muncul sebagai pilihan utama, menariknya sebesar 78 persen dari preferensi di semua negara yang disurvei. Meskipun preferensi ini untuk penginapan tradisional, alternatif yang unik mulai mendapatkan momentum.
Di Malaysia, 44 persen dari pelancong memilih pengalaman yang dipersonalisasi yang ditawarkan oleh Airbnb, sementara di Thailand, 47 persen tertarik pada kemewahan dan eksklusivitas villa yang memiliki fasilitas kolam renang.
Baca Juga: Kacang Umpet, Kekayaan Kuliner Lokal Khas Kepuh Gunungkidul
Ketika Asia Tenggara bersiap untuk perjalanan musim panas, ada peningkatan kesediaan bagi sebagian besar pelancong untuk melarikan diri ke destinasi domestik karena kedekatan dan biaya.
Perubahan ini menekankan pola pikir pragmatis di tengah-tengah kondisi global yang terus berkembang seperti harga tiket pesawat dan inflasi, dengan pertimbangan keamanan dan biaya menjadi yang utama dalam perencanaan perjalanan.