Kampung Ecovillage Malagufuk Hadapi Ancaman Pembangunan Industri Nikel dan Baja

Rahmat Jiwandono
Kamis 04 Juli 2024, 12:58 WIB
Ecovillage Malagufuk di hutan hujan dataran rendah Malagufuk di Desa Malagufuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. (Sumber: istimewa)

Ecovillage Malagufuk di hutan hujan dataran rendah Malagufuk di Desa Malagufuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Kampung wisata ecovillage Malagufuk, Makbon, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, tercatat sebagai salah satu destinasi pengamatan burung di dunia. Tepatnya di Hutan Klaso, terdapat beragam jenis endemik Papua Barat yang cari makan, minum, istirahat, dan berkembang biak.

Seperti burung Cenderawasih kuning-kecil, Cenderawasih mati-kawat, Cenderawasih Raja, Cekakak-pita bidadari, Toowa cemerlang, hingga Kasuari gelambir-tunggal, dan masih banyak lagi fauna yang mendiami tempat ini.

Burung hantu rofous.

Selama Agustus-Desember merupakan masa tersibuk Kampung Malagufuk menerima wisatawan, sebab bertepatan dengan musim kawin burung-burung tersebut. Lazimnya, wisatawan yang datang adalah fotografer lingkungan hidup, utamanya satwa burung serta fauna hutan hujan, peneliti, hingga pelancong yang mampir dan dari atau sebelum berkegiatan menyelam di Raja Ampat.

Baca Juga: OYO Siapkan Ratusan Properti di Seluruh Indonesia, Rambah Sampai ke Papua

Kampung Malagufuk sanggup berdaya secara ekonomi dengan tetap menjadi bagian dari ekosistem hutan yang lestari. Komunitas Gelek Kalami Malagufuk dan Gelek Magablo tinggal di sini. Keduanya adalah komunitas marga di bawah payung besar Suku Moi. Dalam bahasa Moi, marga disebut dengan Gelek.

Dalam keseharian mereka, aktivitasnya yaitu merawat tanah, melindungi hutan adat, dan hidup secukupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya. "Hutan harus dijaga sebaik-baiknya, bahkan setelah saya meninggal dunia. Dengan menjaga hutan saya yakin kami bisa berkembang dan berdiri sendiri dengan keyakinan kami, tanpa banyak dipengaruhi dari luar," ujar Generasi Muda Malagufuk Opyor Kalami.

Pencapaian masyarakat adat Kampung Malagufuk ini bukan hasil kerja satu malam. Kegigihan serta kekompakan ketua kampung dan warganya yang konsisten menjalaninya sejak tahun 90-an. Mereka pun telah membangun jejaring bersama kelompok-kelompok masyarakat sipil lainnya.

Burung cendrawasih kecil.

Meskipun begitu, dalam upaya untuk hidup lestari selaras dengan alam, Gelek Kalami Malagufuk dan Gelek Malak Kalawilis Pasa dihadapkan dengan berbagai tantangan yang besar. Persoalan yang ditemui antara lain, gencarnya ekspansi pembalakan hutan legal dan ilegal, gelombang besar perluasan dan perkebunan kelapa sawit, dan bisnis ekstraktif di kawasan Papua Barat Daya.

Baca Juga: E-Trail Bangkits Cendrawasih: Motor Trail Listrik Bertenaga Matahari, Siap Jajal Medan Papua

Pada Maret tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya memberi lampu hijau kepada investor untuk mengembangkan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Apabila rencana ini jadi terealisasi, maka Kampung Malagufuk, Hutan Klaso, beserta seluruh kekayaan alamnya terancam hilang.

Selain itu, tantangan yang dihadapi marga Malak Kalawilis Pasa, mereka harus selalu berada dalam posisi waspada lantaran menjaga tanah adat dan hutan adat. Mereka menghadapi ancaman beragam pihak yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan logging, yang kerap masuk di wilayah adat mereka tanpa izin resmi.

Burung cendrawasih.

Berdasarkan laporan Pemantauan Deforestasi Papua periode Januari-Februari 2024 yang diterbitkan oleh Yayasan Pusaka Bentala Rakyat, pada 2023 cakupan deforestasi mencapai 25.457 hektare. Angka ini lebih besar dibandingkan deforestasis yang terjadi pada 2022, yakni seluas 20.780 hektare.

Baca Juga: Japan Airlines Jadi Maskapai Penerbangan Resmi Liverpool Football Club

Masyarakat adat setempat menyaksikan dan mengalaminya secara langsung rentetan dampak deforestasi serta ketersingkiran dari hutan dan tanah adat sebagai ruang hidup mereka. Mulai dari semakin sulit dan jauhnya untuk mencari sumber makanan, menurunnya kualitas air, potensi kekeringan, gagal panen, dan kerentanan pengelolaan sagu sebagai sumber pangan utama.

Pemandangan ecovillage Malagufuk.

Rentetan persoalan tersebut akan berujung pada beragam permasalahan kesehatan, gizi buruk, dan beragam masalah ekonomi dan sosial.

Warga Kampung Malalilis termasuk yang merasakan dampak dari getirnya tinggal di daerah kantong atau enclave dalam area Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan sawit PT. Henrison Inti Persada. Mayoritas penduduk warga di kampung ini adalah Suku Moi. Mereka tinggal di rumah-rumah yang dibangun oleh pemerintah setempat bagi warga yang bekerja serta tinggal di area perkebunan sawit.

Baca Juga: Gunung Papandayan Bukan Hanya Punya Hutan Mati, Ada Banyak Spot Estetik Lain

Seperti keluarga Yeheskiel Malak, salah satu anggota Gelek Malak, menghuni salah satu rumah di sana. Dia dan istrinya pernah bekerja jadi buruh perkebunan. Namun, keduanya mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Keduanya terkadang ke Malalilis demi mengurus kebun pisang yang mereka kelola di lahan tidur milik perusahaan itu.

"Buruh-buruh di sini hidupnya bersandar pada penjual sayur dan penjual ikan keliling. Untuk dapat air pun susah, untuk dapat air bersih, mereka harus beli air galon. Kalau gaji mereka telat terimanya, ya terpaksa mengutang buat beli sayur, ikan, air, dan sembako," jelas Yeheskiel.

Warga Malagufuk memanen sagu.

Dalam kondisi seperti ini, penjual-penjual berkoordinasi dengan pengawas perkebunan, dan meminta supaya membayar utang langsung dipotong dari gaji si buruh. Jika sudah seperti itu, kehidupan para buruh akan terus-terusan terlilit utang.


Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno07 September 2024, 15:21 WIB

HMD Fusion: Ponsel Tangguh dengan Gaya Casing Berbeda, Pilih yang Kamu Butuhkan

HMD Fusion juga memiliki Detox Mode, bisa dimanfaatkan oleh pengguna yang ingin tetap aktif dengan ponselnya sembari detoks digital.
HMD Fusion (Sumber: HMD)
Techno07 September 2024, 14:57 WIB

Tiga Alasan Galaxy A06 Jadi Smartphone Sejutaan Tapi Diklaim Aman Digunakan

Galaxy A06 telah disematkan fitur Knox Vault khas Samsung dan Auto Blocker, yang akan mengamankan ponsel pengguna dari aplikasi berbahaya.
Alasan Samsung Galaxy A06 jadi ponsel 1 jutaan tapi diklaim aman digunakan (Sumber: Samsung)
Techno07 September 2024, 13:04 WIB

ASUS ExpertBook B1, Laptop Tangguhnya Para Pebisnis

ExpertBook B1 mencakup prosesor Intel® Core™ 7 dengan Intel Iris® Xe Graphics, memori hingga 64 GB.
ASUS ExpertBook B1/B1403 (Sumber: ASUS)
Techno07 September 2024, 12:14 WIB

ASUS ExpertBook P5, Versi Lain ExpertBook P Series yang Baru

ExpertBook P5 menyertakan keanggotaan McAfee+ Premium gratis selama satu tahun.
P5405 warna Foggy Gray (Sumber: ASUS)
Techno07 September 2024, 11:22 WIB

Platform OCA Indonesia Kini Balas Pesan dan Keluhan Pelanggan dengan Chatbot

OCA AI mampu membalas chat secara pintar dan otomatis.
OCA Indonesia kini punya chatbot OCA AI (Sumber: Telkom)
Lifestyle06 September 2024, 22:38 WIB

The Beach Grill Luncurkan Menu Baru

Akhir pekan ini sepertinya akan pas bila menghabiskan waktu ke Bali dan mencicipi menu baru yang dibuat oleh The Beach Grill, The Ritz-Carlton, Bali
Menu baru The Beach Grill, di The Ritz-Carlton, Bali. (Sumber: The Ritz-Carlton, Bali)
Techno06 September 2024, 22:21 WIB

Cuma Setelapak Tangan, Drone DJI Neo Tawarkan Video 4K Ultra-Stabil dan 6 Sudut Bidikan

Drone ini dirancang untuk mendukung aktivitas vlogging, mengingat bentuknya yang ringkas dan ringan.
DJI Neo (Sumber: DJI)
Techno06 September 2024, 17:50 WIB

Garmin Dash Cam™ X: Lensanya Anti Silau, Kualitas Rekaman 4K

Garmin Dash Cam™ X terdiri dari empat model, yaitu Cam Mini 3, X110, X210, dan X310.
Garmin Dash Cam X series (Sumber: YouTube Garmin)
Techno06 September 2024, 16:58 WIB

Honor Magic V3 Akhirnya Resmi Diluncurkan, Ada 3 Opsi Warna

Ponsel lipat ini harganya relatif mahal yang mana mencapai Rp30 jutaan.
Honor Magic V3 adalah ponsel lipat yang diumumkan pada event IFA 2024 di Jerman. (Sumber: Honor)
Lifestyle06 September 2024, 16:41 WIB

Indonesia Punya 2 Tantangan di Sektor Kredit, Lembaga-lembaga Ini Membentuk APIIK

APIIK yakin bahwa inovasi ini akan mendorong pergeseran dari inklusi keuangan ke pendalaman keuangan.
Ilustrasi kredit. (Sumber: freepik)