Kamu memutuskan untuk merencanakan berwisata ke Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT)? Kalau iya, maka pilihanmu tepat. Karena Labuan Bajo sedang menjadi pusat perhatian banyak pasang mata di dunia, dengan keindahan alam dan tradisinya yang unik.
Di sana ada Taman Komodo, pantai dengan gugusan pulau yang mempesona, serta suasana masyarakat yang ramah khas Nusa Tenggara. Kalau sudah begitu, apakah kamu akan kembali ke rumah dengan tangan kosong? Jawabannya sudah pasti tidak.
Namun, kamu mungkin bingung untuk menentukan souvenir atau oleh-oleh apa yang akan dibeli di sana. Salah beli oleh-oleh bisa-bisa liburanmu terasa berkurang kesannya.
Sebagai tawaran daftar itinerary kamu saat berkunjung ke Labuan Bajo, kami rekomendasikan beberapa souvenir atau oleh-oleh yang unik dari Labuan Bajo. Yang pasti, bukan sekadar t-shirt bertuliskan 'Labuan Bajo' ya. Simak di bawah!
Kain Tenun
Kain tenun khas NTT memiliki corak dan warna yang khas. Inilah alasan kamu bisa memilihnya sebagai buah tangan penuh kesan.
Kain tenun khas NTT dibagi tiga jenis, yakni tenun buna, tenun ikat, dan tenun lotis (songket). Masing-masing kain memiliki kekhasan.
Baca Juga: Jalan-Jalan Keliling 'Kota Bandar' Gresik: Menengok Pertemuan Warisan Kolonial dan Keberagaman
Tenun buna adalah proses menenun untuk membuat corak atau motif pada kain menggunakan benang yang sudah diwarnai terlebih dahulu.
Kemudian, tenun ikat adalah kain tenun yang proses pembuatannya dilakukan dengan cara pengikatan benang.
Sementara itu, tenun lotis atau songket adalah kain tenun yang proses pembuatannya mirip buna.
"Hanya saja, biasanya jenis tenun songket identik dengan warna gelap seperti cokelat, biru tua, atau merah hati," ungkap laman Kemenparekraf RI, seperti diakses Jumat (2/8/2024).
Kerajinan Mutiara
Selain kain tenun, mutiara khas Labuan Bajo juga tidak kalah menarik untuk dijadikan oleh-oleh.
Diketahui, mutiara dari NTT termasuk salah satu jenis mutiara terbaik dunia dan menjadi salah satu produk ekonomi kreatif incaran wisatawan lokal hingga mancanegara.
Memiliki tampilan yang sangat elegan dan mewah, para perajin akan menyulap butiran mutiara menjadi berbagai macam aksesori, seperti kalung, gelang, anting, hingga cincin.
Bawa kerajinan mutiara dengan desain paling manis untuk orang tersayang.
Kerajinan Gerabah
Masyarakat lokal Labuan Bajo juga terkenal dengan kemahirannya membuat kerajinan gerabah.
Baca Juga: Berkenalan Dengan Selokan Mataram Yogyakarta, Dari Taktik Jadi Sumber Anti Paceklik
Menggunakan tanah liat sebagai bahan utama, para perajin lokal akan mengubah tanah liat menjadi berbagai macam produk kerajinan berkualitas terbaik dan bernilai tinggi.
Mulai dari keramik, vas bunga, maupun berbagai bentuk pajangan untuk dekorasi rumah.
Kerajinan Anyaman
Berbekal keterampilan menganyam yang diwariskan secara turun-temurun, tidak mengherankan jika banyak masyarakat lokal Labuan Bajo bisa sukses menciptakan berbagai macam kerajinan anyaman.
Salah satu ciri khas kerajinan anyaman khas Nusa Tenggara Timur adalah menggunakan daun lontar.
Baca Juga: Gunung Papandayan Bukan Hanya Punya Hutan Mati, Ada Banyak Spot Estetik Lain
Baca Juga: 5 Keunikan Pantai Selong Belanak: Tekstur Pasirnya Halus
Baca Juga: Museum Batik Pekalongan, Kenalkan Batik di Gedung yang Estetik
Memiliki permukaan halus dan kuat, anyaman daun lontar banyak disulap menjadi berbagai macam kerajinan, seperti keranjang, tikar, hingga wadah dengan berbagai ukuran.
Menariknya lagi, para perajin di sana masih mengutamakan menggunakan pewarna alami untuk memberikan warna yang indah.
Sasando
Sudah sering mendengar nama alat musik tradisional sasando Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) kan? Sebutan populernya sasando rote.
Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkannya dengan cara dipetik dengan menggunakan jari dan terbuat dari bambu khusus.
Bagian bawah dan atas bambu terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya dawai.
Di Labuan Bajo, kamu dapat menemukan alat ini di banyak toko souvenir. Jika takut sasando rusak di perjalanan atau selama penerbangan, pilih saja miniaturnya yang berukuran lebih kecil. Ah! atau gantungan kunci berbentuk sasando juga bisa.
Roti Kompiang
Menurut sejarahnya, makanan dan jajanan khas Labuan Bajo ini muncul kali pertama di kota bernama Ruteng, sekitar 1983.
Menjadi bentuk salah satu penetrasi budaya Tionghoa di NTT, kamu bisa menemukan roti kompiang ini di pasar tradisional atau pusat oleh-oleh. Terkadang bisa juga ditemui di warung kopi atau kedai-kedai di pinggir jalan.
Roti ini bisa bertahan lebih dari tiga hari. Jadi, cocok untuk kamu nikmati saat berjalan-jalan ke destinasi wisata di Labuan Bajo, atau dibawa pulang jadi kudapan sore bersama keluarga.
Baca Juga: Jalan-jalan Mengenali Dua Ikon Kudus, Masjid Menara Kudus dan Sate Kerbau