Techverse.asia - Benteng Vredeburg akan memperingati hari ulang tahun (HUT) yang ke-32. Oleh karena itu, untuk memperingatinya, Indonesian Heritage Agency (IHA) bersama Museum Benteng Vredeburg menghadirkan program yang bertajuk Promo Ceria.
Baca Juga: The Flying Cloth Digelar di Museum Nasional Indonesia hingga 24 November 2024
Program ini adalah bentuk apresiasi kepada masyarakat atas dukungan yang konsisten terhadap Museum Benteng Vredeburg sebagai ruang edukasi, rekreasi, sekaligus pelestarian sejarah bangsa.
Sebagai dari rangkaian perayaan tersebut, maka Museum Benteng Vredeburg menawarkan tiket masuk dengan harga spesial yakni senilai Rp1.000 saja, tapi perlu diketahui bahwa harga ini cuma berlaku untuk wisatawan lokal.
Promo ini bakal berlaku untuk 500 tiket yang tersedia dan bisa dipakai pada Sabtu (23/11/2024) besok. Tiket tersebut hanya bisa dibeli lewat laman Museum Benteng Vredeburg di hari yang sama mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Baca Juga: Hyundai IONIQ 9 Resmi Diperkenalkan, Ada 2 Model AWD yang Ditawarkan
Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg Muhammad Rasyid Ridlo menyampaikan, perayaan HUT yang ke-32 tersebut punya makna yang istimewa lantaran museum ini hadir dengan wajah baru yang lebih inovatif dan menarik.
"Harapan kami Museum Benteng Vredeburg terus menjadi ruang edukasi dan rekreasi yang relevan, sekaligus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai tempat untuk belajar sejarah yang inklusif dan menyenangkan," kata Rasyid pada Kamis (21/11/2024).
Museum Benteng Vredeburg sekarang semakin menguatkan posisinya sebagai ruang publik yang menghubungkan sejarah masa lalu dengan semangat generasi muda saat ini.
Dengan sejumlah fasilitas yang baru serta program yang menarik, pengunjung pun diharapkan bisa menikmati beragam pengalaman yang lebih inspiratif, kaya, dan bermakna.
Baca Juga: Museum Batik Pekalongan, Kenalkan Batik di Gedung yang Estetik
"Program ini juga sejalan dengan komitmen kami dalam mempromosikan dan melestarikan budaya Indonesia," kata Kepala Bagian Umum IHA Brahmantara.
Dikatakan Brahmantara, lewat program Promo Ceria itu, pihaknya ingin museum menjadi lebih inklusif, menari, dan bisa diakses oleh seluruh kalangan masyarakat. Hal ini pun adalah langkah nyata guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya bangsa.
"Program ini juga mendukung tujuan yang strategis Kementerian Kebudayaan guna memperkuat identitas nasional serta membangun semangat nasionalisme dan rasa cinta kepada Tanah Air berdasarkan sejarah perjuangan bangsa," paparnya.
Dengan menggugah minat masyarakat untuk mengunjungi museum, program ini diharapkan dapat mempererat rasa persatuan, semangat perjuangan, hingga pemahaman tentang nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Baca Juga: Museum Benteng Vredeburg Direvitalisasi, Buka Pertengahan 2024
"Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini untuk merayakan HUT ke-32 Museum Benteng Vredeburg dan nikmati pengalaman istimewa hanya dengan membeli tiket masuk seharga Rp1.000 saja," imbuhnya.
Sebagai informasi, berdirinya Benteng Vredeburg di Yogyakarta tidak lepas dari lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun pada 9 Oktober 1755. Setelah Kraton mulai ditempati kemudian dibangun bangunan pendukung lainnya seperti Pasar Gedhe, Masjid, alun-alun dan bangunan pelengkap lainnya.
Kemajuan kraton semakin pesat sehingga hal ini membawa kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karena itu, pihak Belanda mengusulkan kepada Sultan agar diizinkan membangun sebuah benteng di dekat kraton.
Baca Juga: Workshop Peacebuilding di Yogyakarta, Siswa Diajak Jadi Agen Pencegahan Perundungan
Pembangunan benteng tersebut dengan dalih agar Belanda dapat menjaga keamanan katon dan sektarnya, akan tetapi dibalik dalih tersebut, Belanda mempunyai maksud tersendiri yaitu untuk memudahkan Belanda dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam Kraton.
Letak Benteng Vredeberg yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi indikasi bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade.
Dengan kata lain bahwa berdirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan berbalik menyerang Belanda dan berubah memusuhi Belanda.