Maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab, Emirates, mendapatkan kenaikan permintaan makanan berbahan vegan untuk inflight menu atau menu tersedia selama penerbangan.
Peningkatan konsumsi makanan vegan itu sedikitnya 40% dari tahun ke tahun, karena volume penumpang juga meningkat. Permintaan makanan vegan di penerbangan wilayah Asia Tenggara bertambah 5%, sementara Timur Tengah melonjak hingga 34%.
Emirates juga mencatat kenaikan makanan vegan untuk penerbangan di wilayah Afrika, yaitu 5%. Dan peningkatan yang signifikan terjadi pada rute ke China, Jepang dan Filipina.
"Peningkatan konsumsi makanan vegan terbesar terjadi di Kelas Ekonomi," ungkap Emirates dalam keterangan resmi mereka, dikutip Sabtu (20/1/2024).
Peningkatan signifikan terjadi khususnya pada rute Emirates ke China, Jepang, dan Filipina.
Diketahui, banyak awak kabin Emirates juga menerapkan pola makan nabati, karena Emirates memperkenalkan makanan vegan untuk awak kabin pada 2018.
Baca Juga: Memeriahkan Imlek Tahun Ini, Pemerintah China Adakan Festival Belanja Online
Baca Juga: Wuling New Almaz RS Pro Hybrid, Mobil Rp400 Juta-an dengan Fitur Cerdas
Akhir tahun ini, Emirates berencana menambah hidangan utama vegan, berupa hidangan ringan seperti pizza vegan dan hidangan penutup.
Terhitung mereka bakal memperkenalkan lebih 300 menu vegan untuk konsumen di dalam penerbangan.
Emirates menyajikan lebih dari 300 menu vegan pada 2023 secara bergantian di 140 destinasi penerbangan. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 180 menu pada 2022.
Di kelas ekonomi, maskapai itu menawarkan antara lain crepe chickpea, frittata labu, tahu tikka masala dan rebusan kale chickpea. Menu vegan juga mencakup hidangan penutup, seperti mousse kelapa dengan saus mangga, kue pisang dengan remah cokelat dan puding cokelat.
Untuk kelas ekonomi premium, makanan berbasis nabati yang ditawarkan seperti nasi basmati dengan kari nangka, semur labu kastanye, cheesecake tahu dan parfait raspberry dengan saus jeruk.
Emirates mengurasi makanan vegan untuk kelas bisnis, seperti kembang kol panggang dengan biji-bijian, pir karamel, lovage pesto, ragut tahu dan jamur shitake.
Setelah makan berat, konsumen akan disuguhi kue nanas kelapa tropis.
Baca Juga: Sambut Tahun Naga Kayu, Sejumlah Kosmetik Hadirkan Koleksi Spesial Imlek 2024
Baca Juga: Ceria dan Sehat Ikut Event Pokemon Run di Bali, Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta
Baca Juga: BYD Resmi Meluncurkan 3 Mobil Listrik di Indonesia, Apa Saja?
Konsumen yang duduk di first class atau kelas utama bisa mendapatkan kue polenta dengan ragut jamur, tumis bayam; nasi bakar dengan kari terong dan kentang kunyit serta sedikit kelapa dan sambal mint.
Hidangan penutup yang ditawarkan untuk penumpang kelas utama, seperti rhubarb dengan strawberry charlotte, krim Chantilly, raspberry tuille dan fondant cokelat yang disiram saus karamel asin dan krim mete kocok.
Emirates telah menyajikan makanan vegan sejak tahun 1990-an.
Awalnya, persyaratan vegan difokuskan pada rute tertentu. Antara lain Addis Ababa, di mana makanan vegan diwajibkan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, oleh mereka yang menganut kepercayaan Ortodoks Ethiopia. Atau di seluruh wilayah di mana berbagai agama mendorong pola makan nabati.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, hidangan vegan dengan cepat mendapatkan popularitas di Amerika Seriakt, Australia, beberapa rute Eropa, dan Asia.
"Emirates mencatat adanya peningkatan yang cukup besar dalam minat terhadap hidangan vegan selama dekade terakhir," ungkap perusahaan.
Menu gourmet vegan baru diperkenalkan pada 2022 di Kelas First Class dan Bisnis, untuk menawarkan lebih banyak pilihan kepada pelanggan Emirates yang mengikuti gaya hidup vegan, atau sekadar mencari pilihan makanan sehat dan ringan saat bepergian.