Keunikan Cita Rasa Coklat Khas Kampung Merasa Kalimantan Timur

Buah kakao Kampung Merasa, Berau, Kaltim, siap diolah menjadi coklat. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Hampir semua penduduk Kampung Merasa, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur punya kebun pribadi berisi pohon kakao. Begitu cerita Maya Patriani dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Tidak tanggung-tanggung, satu keluarga bisa punya satu hingga dua hektar kakao. Pohon kakao itu tumbuh dengan sistem agroforestry, mengombinasikan beberapa jenis tanaman produktif di satu lahan. 

"DNA kerja YKAN adalah konservasi alam, tapi ekonomi juga merupakan faktor penting. Ketika memiliki pendapatan alternatif, masyarakat akan senang," kata Maya, Minggu (6/10/2024).

Dijelaskannya, sejak tahun 1980-an banyak penduduk Kampung Merasa yang mempunyai kebun kakao. Untuk itu, YKAN melakukan pendampingan ekonomi juga seiring dengan harapan masyarakat dapat hidup bahagia di tengah hutan yang lestari.

Baca Juga: Adidas Adios Pro 4: Sepatu yang Dibuat untuk Latihan Lari Cepat

"Pendampingan komoditas kakao merupakan bagian dari upaya menyelamatkan hutan di Kampung Merasa, yang menjadi bagian dari ekosistem Hutan Lindung Sungai Lesan," ujarnya.

Rasa khas madu dan citrus

Bagian paling berharga dari buah kakao adalah bagian biji, yang kemudian dapat diolah menjadi cokelat. Saat panen, rata-rata petani menjemur biji kakao dan menjualnya dalam bentuk kering.

Hanya saja, dengan biji kakao seperti ini, rasa dan aroma yang dihasilkan akan sama saja, terlepas dari di mana pohon kakao itu tumbuh. Lalu, apa yang menjadikan kakao Kampung Merasa berbeda? 

"Setiap daerah sebenarnya bisa mempunyai karakteristik biji kakao yang berbeda, tergantung pada ekosistem tempatnya tumbuh. Tapi, muncul atau tidaknya karakteristik itu dipengaruhi oleh proses fermentasi. Proses tambahan ini akan memunculkan cita rasa, aroma, dan karakteristik yang khas," katanya.

Baca Juga: Traveloka Hadirkan 10.10 Travel Fest Sampai 13 Oktober 2024

Setelah dilakukan uji cita rasa di laboratorium, karakteristik paling kuat yang muncul pada biji kakao Kampung Merasa adalah madu dan citrus. Menariknya, biji kakao dari kampung berbeda tapi di satu kabupaten yang sama bisa menghasilkan aroma dan cita rasa berbeda pula.

"Misalnya, ada yang menghasilkan aroma dan cita rasa bunga, ada juga yang memunculkan cita rasa aprikot," katanya.

Cita rasa madu pada biji kakao Kampung Merasa muncul, karena wilayah itu memiliki ekosistem dengan hutan yang baik. Kampung Merasa memiliki hutan yang bagus, dipenuhi pohon-pohon banggeris yang menjadi tempat favorit lebah penghasil madu untuk membuat sarang.

"Ketika hutannya bagus, pohonnya banyak, cita rasa madu akan bisa terus dimunculkan," tambahnya.

Baca Juga: COSRX The Alpha-Arbutin 2 Skin Discoloration Serum: Mencerahkan Area Gelap Sekaligus Melembutkan & Melembabkannya

Biji kakao fermentasi

Terdapat tiga jenis biji kakao yang bisa dipasarkan, yaitu biji kakao basah, kakao kering asalan, dan kakao fermentasi. Hanya saja, ketiganya ditawarkan dengan harga berbeda. Petani kakao pada umumnya menjual biji kakao basah dan/atau kering asalan.

Setelah memanen buah kakao, mereka mengambil biji kakao basah, lalu menjemurnya secara alami selama sekitar lima hari, tergantung panas matahari. Hasil dari proses ini disebut biji kakao kering asalan. Yang bisa menaikkan harga jual adalah menyelipkan proses fermentasi, sebelum biji tersebut dikeringkan.

"Saat buah baru dipanen, bijinya dikeluarkan, dimasukkan ke kotak fermentasi dari kayu, ditutup dengan daun pisang, dan diperam (didiamkan) selama sekitar lima hari," ujarnya.

Di tengah proses pemeraman itu, ada proses pembalikan biji setiap dua hari, juga pengukuran suhu, untuk memastikan mikroorganisme dan enzim di dalamnya berproses sempurna. Setelah difermentasi, biji kakao dijemur di bawah sinar matahari langsung. Proses tambahan inilah yang bisa meningkatkan kualitas. 

Baca Juga: Tempat-Tempat yang Bisa Kita Sambangi Saat Berakhir Pekan di Cirebon

Dengan fermentasi, aroma dan cita rasa kakao keluar maksimal. Inilah yang membuat suatu biji kakao bisa masuk pasar premium. Harga jualnya seharusnya bisa berlipat lebih tinggi daripada biji kakao kering asalan.

"Namun masalahnya, tidak semua petani berhasil bertemu pembeli yang menghargai kualitas. Kami pun kemudian mengambil peran menemukenali dan menjembatani petani dengan pembeli yang menghargai kualitas dan mengikuti harga kakao dunia," ungkapnya. 


Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI