Techverse.asia – Aktivitas tidur pasti dilakukan oleh semua manusia setiap hari. Tidur punya banyak manfaat untuk kesehatan mental dan fisik. Waktu ideal tidur seseorang maksimal delapan jam setiap harinya.
Dengan tidur cukup, akan berpengaruh pada kesehatan otak, kreativitas, vitalitas, menjaga kesehatan jantung, kestabilan emosi, dan imun tubuh. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan manfaat tidur yang ideal.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak, Butuh "Double Effort"!
Sebaliknya, kalau manusia kurang tidur atau berlebihan menyebabkan seseorang sulit konsentrasi, sulit bekerja, belajar, hingga berkomunikasi.
Terdapat perbedaan kebutuhan tidur yang berbeda-beda didasarkan pada usia, yakni bayi/balita 16-18 jam, anak prasekolah 6-12 jam, anak SD 10 jam, remaja 9-10 jam, dewasa dan lansia 7-8 jam.
Dampak lainnya karena kurang tidur yakni:
Depresi
Apabila mengalami gangguan tidur dalam jangka waktu yang lama dapat berkontribusi terhadap depresi. Sebab, menurut Sleep Foundation di Amerika Serikat, orang yang tidurnya kurang atau tidak sampai enam jam dalam sehari cenderung menunjukkan depresi.
Gejala tidak bisa tidur disebut dengan istilah insomnia. Seseorang yang mengidap insomnia cenderung lima kali lebih rentan terkena depresi dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Penyakit Kardiovaskular
Insomnia yang tidak ditangani dengan serius bisa memicu penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), hingga penyakit jantung koroner. Itu bisa terjadi lantaran waktu tidur yang seharusnya untuk memperbaiki kerusakan pada pembuluh darah dan jantung tapi tidak bekerja.
Penyakit lainnya yang bisa timbul akibat insomnia yakni stroke, diabetes, obesitas, serta kanker.
Baca Juga: Waspadai Penyakit yang Bisa Menyerang Kucing Peliharaan, FPLV Jadi Penyebab Utama
Performa Seks Terganggu
Suatu penelitian menyatakan bahwa seseorang yang tidurnya kurang, baik laki-laki maupun perempuan akan mengganggu performa seksnya. Sehingga membuat libido rendah dan kurang berminat pada seks.
Pada umumnya itu disebabkan rasa kantuk, energi habis, dan stres. Untuk laki-laki yang memiliki sleep anea, kondisi ini dapat memengaruhi kadar hormon testosteron dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi.
Gangguan Kognitif
Kurang tidur bisa merusak kognitif seseorang. Pasalnya, tidur punya peranan penting dalam berpikir dan belajar.
Contoh proses kognitif yang terganggu yakni konsentrasi, kewaspadaan, problem solving, merusak perhatian, dan penalaran. Selain itu, ketika malam hari, siklus tidur berperan dalam "mengkonsolidasikan" ingatan dalam pikiran.
Gampang Sakit Tapi Sulit Sembuh
Manusia butuh protein yang bernama sitokin guna melawa infeksi, peradangan, serta stres. Sitokin dari sistem kekebalan tubuh, saat tidur tubuh manusia mengeluarkan sitokin tersebut.
Maka jika kurang tidur produksinya akan berkurang. Alhasil, kemampuan imun sel di dalam tubuh untuk melawan infeksi akan menurun. Lalu menghambat proses penyembuhan.
Cepat Tua
Tubuh manusia akan melepaskan banyak hormon stres kortisol bila kurang tidur. Jumlah kortisol yang berlebih dapat memecah kolagen kulit, protein yang menjaga agar kulit tetap elastis dan halus.
Kurang tidur akan mempercepat penuaan diri. Sebab, tubuh tidak terlalu banyak mengeluarkan hormon pertumbuhan manusia. Padahal, hormon tersebut mendorong pertumbuhan. Maka semakin berumur, hormonnya berfungsi meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.
Mudah Lupa
Saat manusia tidur, otaknya menyimpan banyak hal-hal yang sudah dipelajari dan dialami sepanjang hari ke dalam sistem ingatan jangka pendek. Koneksi saraf di dalam otak yang mendukung ingatan seseorang mengalami penguatan.
Oleh karenanya, kalau waktu tidurnya enggak ideal tentu otak tidak mampu berfungsi untuk menyimpan serta mengolah ingatan. Tidak berhenti di situ, sebuah studi menunjukkan kurang tidur pun membuat kemampuan otak menurun dalam mencerna informasi.