Kenali Tanda-tanda Obesitas Pada Anak dan Remaja, Atur Pola Makan Buah Hati Mulai Sekarang

Uli Febriarni
Sabtu 03 Juni 2023, 18:28 WIB
obesitas pada anak (Sumber : freepik)

obesitas pada anak (Sumber : freepik)

Obesitas bukan hanya masalah yang terjadi pada orang dewasa, melainkan juga kepada anak-anak dan remaja. Obesitas pada anak dan remaja bahkan dapat menimbulkan risiko sindrom metabolik. Risiko yang dimaksud meliputi penyakit kencing manis (diabetes melitus), penyakit kelainan jantung (jantung koroner), kolesterol tinggi (hiperkolesterol), dan darah tinggi (hipertensi).

Pediatrician dari Universitas Airlangga, Nuril Widjaja, mengungkap sebuah penelitian yang dilakukan terhadap remaja berusia 13 hingga 18 tahun di Surabaya dan Sidoarjo, menunjukkan ada sebanyak 52% remaja obesitas telah berisiko sindrom metabolik.

"Multifaktor mempengaruhi obesitas, misalnya lingkungan, gaya hidup (sedentary lifestyle), kelainan perubahan fisiologi tubuh, kelainan metabolisme, dan psikologi. Genetik juga memainkan peran penting dalam terjadinya penurunan obesitas kepada anaknya," ujar Nuril, dikutip dari laman universitas, Sabtu (3/6/2023). 

“Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat obesitas. Maka, risiko menjadi obesitas pada anak menjadi lebih besar,” ungkapnya.

Kenali Gejala Obesitas pada Anak dan Remaja

Nuril menjelaskan, ada beberapa tanda gejala klinis jika anak mengalami obesitas. Yakni wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung, payudara membesar. Postur badan juga mengalami pembesaran. Ditandai dengan perut buncit dan dinding perut membulat, tampak penumpukan lemak di perut, paha, dan lengan.

Baca Juga: Punya Tekanan Darah Rendah? Ada Tips Dietnya, Atur Konsumsi Karbohidrat

Baca Juga: Mau Diet Tapi Suka Yang Manis-manis, Gunakan 4 Bahan Ini

Ia selanjutnya menjelaskan cara mendiagnosis klinis kondisi tubuh anak berdasarkan pengukuran antropometri berdasar berat dan tinggi badan. Obesitas pada anak berusia kurang dari 5 tahun terjadi apabila BB/TB melebihi +3 SD. Sedangkan untuk usia 5 tahun keatas menggunakan kurva CDC BMI/U (IMT/U = indeks masa tubuh) berada pada angka melebihi 95 percentiles.

"Untuk usia 0-2 tahun dan >2-5 tahun bila titik kurva pertumbuhan BB/TB cenderung meningkat misal > + 1 SD- + 2 SD dikategorikan sebagai risk overweight, lebih dari +2 SD terkategori overweight, dan lebih + 3 SD masuk kategori Obesitas," kata dia.

Langkah Pencegahan Sejak Dini

Nuril selanjutnya mengungkap, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegah anak mengalami obesitas. Tentunya, upaya pencegahan itu dilakukan dengan tetap menyesuaikan rentang umur anak.

Untuk usia 0 hingga 2 tahun dapat menggunakan ASI eksklusif dengan usia 6 bulan tidak boleh menunda pemberian MPASI. Selain itu, melakukan pengaturan pola makan secara tepat.

"Atur jadwal makan sesuai feeding rules 3x makanan utama, 2x snack dan 5-6x susu formula atau ASI untuk usia 6-8 bulan," katanya.

Bagi anak usia 9-11 bulan ASI atau sufor hanya 4-5x sehari dan saat usia 12 bulan atau ke atas maka ASI atau sufor hanya diberikan 3-4 dalam sehari.

Apabila anak mendapat susu formula, pemberian susu formula harus beserta MPASI saat usia 6 bulan. Jangan membiasakan anak minum susu formula melebihi 600-700 cc dalam sehari saat anak berusia 6 bulan ke atas, imbuh Nuril. 

"Saat anak usia 2-5 tahun konsumsi serat lebih banyak dari usia <2 th – usia > 5thn. Karena sel-sel lemak sudah mulai tumbuh pesat," ujarnya.

Monitoring kesehatan harus ada pada anak untuk mengetahui abnormalitas pertumbuhan yang terjadi.

Maka dari itu, perlu untuk anak usia > 5 tahun memonitoring pertambahan BB dan TB, bila terdapat kelainan pada kurva yang berisiko overweight atau obesitas maka perbaiki pola makan sesuai feeding rules. Yaitu makan utama 3x, protein hewani, serat lebih banyak, makanan selingan sebaiknya buah berserat seperti apel, pir, pepaya dan menghindari durian, mangga. Hindari pula makanan mengandung manis seperti es krim, permen,coklat, teh, sirop. Kalaupun memang tetap akan mengonsumsinya, bisa asalkan dibatasi hanya boleh 1-2x dalam sepekan.

"Pada anak dan remaja obesitas (usia > 5 tahun) target penurunan BB 500g/pekan," sebutnya.

Terapkan Diet Bila Anak Terlanjur Obesitas

Bila anak sudah obesitas, terapkan traffic light diet seperti menentukan jenis makanan. Jenis makanan berdasar warna juga mempengaruhi kandungan kalori, vitamin, gula, dan lain-lain pada tubuh. Seperti makanan berwarna hijau mengandung rendah kalori, vitamin yang cukup, dan rendah lemak. Namun, untuk makanan berwarna merah mengandung kalori yang tinggi, vitamin yang rendah, dan lemak jenuh.

"Penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi oleh anak obesitas. Ini untuk membantu menurunkan berat badan mereka. Selain menjaga pola makan, penting olahraga latihan fisik 30 menit setiap hari," lanjut Nuril lebih jauh. 

Pada anak dan remaja obesitas (usia > 5 tahun) target penurunan BB 500g/pekan. Maka, salah satu contoh latihan fisiknya adalah aerobik dengan intensitas sedang dan bugar, untuk menguatkan otot dan tulang mereka.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno29 Maret 2025, 16:57 WIB

Sekarang Bisa Tambahkan Musik di Status WhatsApp dan Jadikan Aplikasi Panggilan atau Pesan di iPhone

Klip lagu hingga 15 detik dapat ditambahkan ke foto atau 60 detik pada video.
Status WhatsApp sekarang bisa ditambahkan lagu. (Sumber: null)
Lifestyle29 Maret 2025, 16:23 WIB

Samsung x Moonton Games Gelar Turnamen MLBB Campus Series bagi Mahasiswa

Galaxy Gaming Academy dari Samsung terus mendukung generasi baru pemain esports melalui Mobile Legends: Bang Bang Campus Series Tournament.
Moonton dan Samsung adakan turnamen MLBB Campus Series. (Sumber: istimewa)
Techno28 Maret 2025, 22:02 WIB

Facebook Meluncurkan Tab Teman yang Diperbarui, Baru Tersedia di Kanada dan AS

Mark Zuckerberg memutuskan konten dari teman-teman Anda yang sebenarnya adalah fitur Facebook 'OG'.
Tampilan anyar tab teman di Facebook. (Sumber: Meta)
Travel28 Maret 2025, 20:53 WIB

Survei Traveloka: Wisata Kuliner Paling Banyak Direncanakan Saat Libur Lebaran

Hal ini membuktikan bahwa faktor kuliner jadi pertimbangan bagi para pemudik untuk mengunjungi suatu daerah.
Tren kuliner saat lebaran menurut Traveloka. (Sumber: traveloka)
Techno28 Maret 2025, 17:52 WIB

NTT DATA Rilis Layanan Agentic AI untuk Teknologi AI Hyperscale

Paket layanan ini membantu perusahaan memanfaatkan potensi penuh dari Agentic AI dengan memanfaatkan teknologi AI hyperscaler.
NTT DATA AI Hyperscaler. (Sumber: istimewa)
Lifestyle28 Maret 2025, 17:24 WIB

Serial Live-Action Scooby-Doo Bakal Tayang di Netflix, Ada 8 Episode

Netflix mengumumkan kedatangan serial live-action pertama Scooby-Doo berdasarkan kartun yang pertama kali didukung oleh Hanna-Barbera.
Scooby-Doo akan diadaptasi menjadi live-action di Netflix. (Sumber: Everett Collection)
Techno28 Maret 2025, 16:07 WIB

Harga dan Spesifikasi Canon PowerShot V1: Kamera Vlogging Compact

Kamera ini siap untuk menyaingi produk kamera Sony.
Canon PowetShot V1. (Sumber: Canon)
Automotive28 Maret 2025, 15:37 WIB

Temani Mudik, Ford Siapkan Bengkel Siaga dan Emergency Road Asssitance 24 Jam

Layanan Prima di 10 Titik Strategis Jalur Mudik.
Lokasi bengkel Ford selama mudik lebaran 2025. (Sumber: null)
Techno28 Maret 2025, 15:04 WIB

Atlet Highline dan iQOO Taklukkan Air Terjun Tumpak Sewu

iQOO Berkolaborasi dengan Pushing Panda, Komunitas Atlet Highline Profesional Untuk Mengeksplorasi Batasan.
iQOO Exploration Project menggelar aksi highline pertama di Air Terjun Tumpak Sewu. (Sumber: istimewa)
Travel27 Maret 2025, 21:45 WIB

Laporan Mudik: Pengguna Angkutan Umum Naik 10 Persen H-5 Lebaran

Akibatnya terjadi kepadatan pada sejumlah titik simpul transportasi dan sejumlah jalan tol.
Ilustrasi pergerakan angkutan lebaran dengan menggunakan angkutan umum. (Sumber: kemenhub)