Gaya hidup sehat, mindful eating, clean eating, merupakan sederetan kebiasaan pola makan yang baik. Meski demikian, langkah itu tidak mudah dilakukan begitu saja, terlebih jika kita adalah pekerja yang sering berada di luar rumah.
Bayangkan, kamu tidak membawa bekal dari rumah dan sejak pagi sudah berencana membeli sayur, buah, menu bernutrisi dan camilan sehat untuk makan siang.
Ketika jam istirahat tiba, kamu menyadari bahwa tugas kerjamu masih menumpuk dan tidak akan selesai jika kamu meninggalkan meja kerja.
Alhasil, kamu menitipkan menu makan siangmu kepada teman, agar bisa tetap makan tanpa perlu meninggalkan pekerjaan. Beralasan tidak ingin merepotkan mereka, kamu menyerahkan keputusan menu makan yang dibeli kepada teman-temanmu. Taraaa!! Datanglah nasi kapau dengan tunjang, keripik pedas, serta kuah santan yang menggoda iman.
Betapa cukup tingginya pengaruh teman kerja terhadap menu makan dan kebiasaan hidup sehat kita, dibuktikan lewat artikel penelitian yang dipulikasikan BMC Public Health.
Penelitian itu secara garis besar menyebut, pilihan makanan kita ternyata berkaitan dengan teman sebaya ketimbang pilihan individu.
Tim peneliti dari Universitas Cologne dan Universitas Utrecht di Jerman, berpendapat, rekan kerja memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menciptakan budaya kesehatan di tempat kerja.
Peneliti Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Perilaku, Universitas Utrecht, Anne van der Put, menerangkan jika selama ini kebiasaan gaya hidup sehat individu dipengaruhi oleh anggota keluarga, teman, atau tetangga.
"Sedikit yang diketahui tentang peran pengaruh rekan kerja," tuturnya, kami lansir dari laman BMC Public Health, Jumat (5/1/2024).
Menurut tim peneliti, orang-orang menghabiskan banyak waktu di tempat kerja, dikelilingi oleh sebagian besar rekan kerja yang sama. Sehingga hal ini dapat secara signifikan menentukan pilihan sehat atau tidak sehat bagi karyawan.
Para ilmuwan mempelajari sejauh mana rekan kerja dapat berperan dalam perilaku makan dan olahraga satu sama lain. Ilmuwan memfokuskan pengamatan di dua jalur: rekan kerja dapat mendorong gaya hidup sehat atau bertindak sebagai panutan, yang perilakunya dapat diamati dan ditiru.
Peneliti Institut Sosiologi dan Psikologi Sosial (ISS) Universitas Cologne, Prof.Lea Ellwardt, menjelaskan riset ini menggunakan data yang bersumber dari Survei Tenaga Kerja Berkelanjutan Eropa, melibatkan 4.345 karyawan dalam 402 tim di 113 organisasi.
Data itu kemudian dianalisis untuk menilai dampak dari dorongan kebiasaan sehat dan perubahan gaya hidup aktual di tempat kerja.
Baca Juga: Kamera Sharp R8s Pro Dinobatkan yang Terbaik Versi Selular Editor’s Choice 2023
"Studi kami menunjukkan, karyawan lebih cenderung makan buah dan sayuran serta melakukan aktivitas fisik ketika rekan kerja mereka mendorong gaya hidup sehat," ujarnya.
Tim ilmuwan juga tidak mengabaikan hal berikut: bisa saja aktivitas fisik dilakukan di luar jam kerja, sehingga sulit terlihat oleh rekan kerja.
"Orang sering makan di tempat kerja setiap hari bersama rekan kerja. Akan tetapi aktivitas fisik dilakukan secara pribadi, sehingga kurang rentan terhadap pengaruh sosial," menurut Ellwardt.
Kolega adalah sumber dukungan sosial yang relevan dalam hal perilaku sehat dan dapat bertindak sebagai teladan, demikian selanjutnya kesimpulan Ellwardt.
Mengakses sumber publikasi ini, laman University of Cologne, dinyatakan sebuah kesimpulan berikutnya dari para ilmuwan.
Yakni, secara keseluruhan, dorongan rekan kerja dan perilaku sehat berpotensi berkontribusi dalam menciptakan budaya kesehatan di tempat kerja. Dan itu mendukung semua karyawan dalam membuat pilihan yang sehat.