Sedang Diet? Berhenti Menghitung Kalori

Uli Febriarni
Jumat 05 Juli 2024, 18:15 WIB
Aktivitas makan (Sumber: Pexels)

Aktivitas makan (Sumber: Pexels)

Tidak sedikit orang berlomba-lomba tampil kurus di masa kini. Entah itu terinspirasi oleh tubuh selebritas, bosan terlihat gemuk, rasa sakit hati karena menjadi korban body shaming, atau merasa tidak lagi lincah beraktivitas.

Mereka kemudian menelan mentah-mentah tips diet yang umum didengar perihal defisit kalori. Yang kemudian membuat mereka selalu menghitung kalori dengan cermat ketika akan makan, mengudap camilan, bahkan di momen cheating diet.

Padahal, menghitung kalori bukanlah sesuatu yang simpel, dan langkah itu mungkin berguna untuk beberapa orang, tetapi tidak untuk yang lain.

Yang sering terjadi ketika menghitung kalori adalah, pelaku diet hanya terpaku pada angka kalori serendah mungkin, bukan mempertimbangkan pentingnya vitamin, mineral, serat, dan nutrisi lainnya.

Padahal, yang perlu dipahami adalah 'rendah kalori tidak berarti sehat,' demikian pula 'tinggi kalori' tidak berarti tidak sehat.

Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Citroen C5 Aircross, Cuma Ada 1 Varian

Menghitung kalori, perlahan-lahan justru berdampak buruk kepada mental.

Pasalnya, akan ada masa-masa kita sedang menerima undangan makan malam, berada dalam acara syukuran teman, atau menerima traktiran dengan menu yang sudah tersedia. Yang mana dalam kondisi itu, kita belum tentu bisa menemukan jumlah kalori makan tersebut. Sampai kapan kita makan dengan perasaan tertekan dan penuh kecemasan?

buah dan sayur (sumber: freepik)

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Universitas Harvard menuliskan, kebanyakan orang diajarkan bahwa menurunkan berat badan adalah soal matematika sederhana.

Kurangi kalori — khususnya 3.500 kalori, dan Anda akan kehilangan satu pon. Namun ternyata, para ahli belajar bahwa strategi yang sudah ada sejak puluhan tahun ini sebenarnya cukup keliru.

Spesialis Obesitas dan Asisten Profesor Kedokteran dan Pediatri Harvard Medical School, dr.Fatima Cody Stanford, kemudian mengatakan,

"Gagasan 'satu kalori masuk dan satu kalori keluar' dalam upaya menurunkan berat badan tidak hanya kuno, tetapi juga salah," kata dia, dikutip Jumat (5/7/2024).

Stanford kemudian melanjutkan, faktanya, perhitungan kalori yang cermat pun tidak selalu menghasilkan hasil yang seragam.

Cara tubuh membakar kalori bergantung pada sejumlah faktor, termasuk jenis makanan yang dikonsumsi, metabolisme tubuh, dan bahkan jenis organisme yang hidup di usus.

"Anda dapat mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama persis dengan orang lain, tetapi hasilnya sangat berbeda dalam hal berat badan," ungkapnya.

"Singkirkan anggapan tentang kalori," tegas Stanford.

Menurut dia, sudah saatnya mengambil pendekatan yang berbeda, yakni dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas diet, dan melakukan perbaikan gaya hidup berkelanjutan untuk mencapai berat badan yang sehat.

Baca Juga: BMW i5 Hadir dalam Varian Full Listrik, Ramah Lingkungan dan Dinamis

Baca Juga: Cheating Day Tiba, Boleh Skip Olahraga Loh

Makan tanpa menghitung kalori (Pexels)

Stanford memaparkan, ada tiga faktor utama memengaruhi bagaimana tubuh kita memproses kalori.

  1. Mikrobioma usus

Para peneliti telah menemukan, orang yang secara alami kurus memiliki berbagai jenis organisme yang hidup di dalamnya, dibandingkan dengan mereka yang kelebihan berat badan.

  1. Metabolisme

Setiap tubuh memiliki 'titik tetap' yang mengatur berat badan. Titik tetap ini mencerminkan beberapa faktor, termasuk gen, lingkungan, dan perilaku kita.

Sementara itu, hipotalamus, suatu wilayah di dasar otak yang juga mengatur hal-hal seperti suhu tubuh, bertugas menjaga berat badan agar tidak turun di bawah titik tetap tersebut—yang sebenarnya bukan bonus jika kita sedang berusaha menurunkan berat badan.

"Inilah sebabnya mengapa berat badan Anda mungkin tidak kunjung turun, meskipun Anda rajin berdiet dan berolahraga. Dan juga mengapa mayoritas — 96 persen — orang yang kehilangan banyak berat badan justru kembali naik," tutur Stanford.

  1. Jenis makanan yang kita makan

Satu studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Cell Metabolism menemukan bahwa mengonsumsi makanan olahan tampaknya memacu orang untuk mengonsumsi lebih banyak kalori dibandingkan dengan mengonsumsi makanan yang tidak diolah.

(ilustrasi) menu diet (sumber: Pexels)

Lantas, jika menghitung kalori bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mengelola berat badan, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi berat badan? Nah, Stanford merekomendasikan 5 tips diet berikut:

Fokus pada kualitas makanan

Cobalah untuk mengurangi atau menghilangkan makanan olahan, yang dapat mendorong tubuh untuk mengonsumsi lebih banyak.

"Fokuslah pada pemilihan makanan yang tidak diolah, termasuk daging tanpa lemak, biji-bijian utuh, dan banyak buah-buahan dan sayuran dalam bentuk alami," ucapnya.

Tidur dengan nyenyak

Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan penambahan berat badan, begitu pula jadwal tidur yang tidak selaras dengan pola harian alami tubuh (ritme sirkadian).

Tubuh akan terganggu ketika kita mengganggu ritme alaminya. Hal yang sama berlaku jika kita mendapatkan tidur yang berkualitas buruk atau tidak cukup.

"Kurang tidur memengaruhi berat badan Anda dengan cara yang sama seperti perubahan hormon, membuat Anda ingin makan lebih banyak," imbuhnya

Periksa obat-obatan yang sedang dikonsumsi

Terkadang obat-obatan menyebabkan kenaikan berat badan.

Jika memang perlu, minta kepada dokter untuk memberikan resep baru, yang memiliki manfaat sama namun tak membuat beran badan bertambah.

Kurangi stres

Mengendalikan stres dapat membantu kita menjaga berat badan tetap ideal.

Konsultasikan dengan profesional

Jika menurunkan badan dengan cara sendiri terasa menyulitkan, tidak ada salahnya menemui profesional, memeriksakan kondisi tubuh dan meminta saran diet dari mereka.

"Banyak orang percaya bahwa mereka gagal menurunkan berat badan karena tidak mampu menurunkannya. Namun, itu tidak benar. Seperti halnya kondisi medis lainnya, banyak orang akan membutuhkan bantuan dari dokter," tegas Stanford.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 November 2024, 17:54 WIB

Gravity Mengumumkan Peluncuran Global Gim Poring Rush

Nikmati keseruan membuat kombinasi Poring kustom untuk meningkatkan pertarungan.
Poring Rush. (Sumber: dok. gravity)
Techno22 November 2024, 17:41 WIB

Shazam Melampaui Tonggak Sejarah 100 Miliar Pengenalan Lagu

Apple umumkan Shazam telah mengidentifikasi Lebih dari 100 miliar lagu.
Shazam kini bisa mengidentifikasi banyak lagu. (Sumber: Apple)
Automotive22 November 2024, 16:49 WIB

Hyundai All New Tucson Resmi Mengaspal di Indonesia, Cek Harga dan Speknya

Ini menjadi mobil kedua yang dihadirkan Hyundai di Indonesia dengan pilihan mesin Turbo Hybrid.
Hyundai All New Tucson.
Techno22 November 2024, 16:11 WIB

WhatsApp Menambahkan Transkrip Pesan Suara, Banyak Pilihan Bahasa

Fitur ini akan diluncurkan untuk pengguna iOS dan Android dalam beberapa minggu mendatang.
Pesan suara di WhatsApp kini bisa ditranskrip. (Sumber: Meta)
Lifestyle22 November 2024, 15:45 WIB

Nike Vomero 18: Sepatu Lari dengan Bantalan Maksimal

Sepatu lari ini baru akan tersedia secara global pada 2025.
Nike Vomero 18. (Sumber: Nike)
Techno22 November 2024, 15:11 WIB

ColorOS 15 Punya Segudang Fitur Berbasis Kecerdasan Buatan, Cek Selengkapnya

ColorOS 15: era baru dalam keunggulan AI dan smartphone.
ColorOS 15. (Sumber: Oppo)
Culture22 November 2024, 14:29 WIB

ARTJOG 2025 Usung Tema Motif: Amalan, Begini Penjelasannya

Sosialisasi ARTJOG 2025 menjadi kesempatan untuk memaparkan tentang tema ARTJOG di tahun depan.
Sosialisasi ARTJOG 2025 di JNM, Wirobrajan, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)
Techno22 November 2024, 14:00 WIB

Realme Resmi Menjadi Sponsor untuk Dominator Esports

realme mensponsori Dominator Esports dengan tujuan berkembang bersama dalam industri esports.
Realme menjadi sponsor untuk tim Dominator Esports. (Sumber: realme)
Lifestyle21 November 2024, 19:57 WIB

Pop Mart Christmas Town Hadir di Gandaria City, Buka Selama 50 Hari

Pop Mart memberikan pengalaman otentik berbagai karakter melalui Christmas Town.
Pop Mart Christmas Town. (Sumber: null)
Lifestyle21 November 2024, 19:36 WIB

Lisa BLACKPINK Segera Rilis Solo Albumnya Berjudul Alter Ego

Album ini akan mengikuti rangkaian tiga singel dari bintang K-pop tersebut pada tahun 2024.
Lisa BLACKPINK.